Manusia

“Manusia melupakan jika ia hidup dan hanya tenggelam oleh ilusi suatu pencapaian.” - Albert Camus.

Kutipan di atas merupakan salah satu kutipan dari Albert Camus, sastrawan klasik yang terkenal dengan karya-karya yang absurd. Membaca karya Camus akan membawa kita memasuki kebsurdan dunia manusia.

Manusia. Menurut KBBI, manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk beradab yang mampu membangun dunia dengan ilmu pengetahuannya. Manusia adalah sesuatu yang mempunyai banyak misteri. Banyak pembahasan.

Membahas manusia dan kehidupannya takkan pernah habis. Topik pembicaraannya sangat luas. Cara berceritanya juga sangat beragam. Bermacam-macam dengan berbagai ciri khasnya yang menarik. Kompleks ia. Manusia dengan berbagai jalan cerita yang mengejutkan.

Membahas manusia itu dapat dilakukan secara ilmu alam maupun secara ilmu sosial. Spektrumnya berbeda. Cara membahasnya berbeda tetapi bertautan. Manusia dengan segala ekspresinya. Manusia dengan segala tawanya. Manusia dengan air matanya. Manusia dengan ambisinya yang segunung.

Yuval Noah Harrari, ahli sejarah yang merupakan penulis buku panjang mengenai manusia, Sapiens berpendapat bahwa manusia itu merupakan makhluk yang unik. Fisiknya tidak terlalu kuat. Volume otaknya juga tidak terlalu dominan dibandingkan spesies lain seperti Simpanse misalnya. Tetapi, satu hal yang membuat manusia unggul. Manusia mempercayai fiksi.

Bicara tentang fiksi, saya jadi teringat dengan ucapan seorang dosen filsafat UI beberapa tahun lalu. Saat itu, lelaki berkaca mata itu mengatakan bahwa kitab suci merupakan fiksi. Sesuatu pernyataan yang membuatnya diserang oleh berbagai pihak.

Beberapa saat kemudian, ia membela diri. Ia mengatakan bahwa pernyataannya bukanlah tanpa pertimbangan. Ia mengatakannya dari sudut pandang filsafat. Menurutnya, fiksi itu merupakan sesuatu yang membangkitkan khayalan manusia. Membangkitkan imajinasi. Dan begitulah menurutnya kitab suci. Membuat orang berkahyal akan janji-janjinya. Membuat manusia percaya dengan isinya.

Senada dengan itu, Harrari juga mengajukan argumen yang sama. Ia berpendapat bahwa kemampuan manusia menciptakan fiksi adalah faktor besar yang membuat peradaban manusia begitu berkembang pesat. Dalam satu sub-bab di bukunya, ia menulis bahwa hanya manusialah yang mampu membuat sesuatu yang fiksi berada di atas suatu yang nyata.

Ia memberikannya dalam banyak contoh. Salah satunya adalah perusahaan otomotif Perancis, Peugeot. Ceritanya begini. Bila satu hari, perusahaan itu kehilangan seluruh asetnya, sesuatu yang merupakan hal yang nyata, perusahaan itu akan tetap ada. Tetapi, meskipun aset perusahaan tetap ada, apabila pengadilan memutuskan pembubaran perusahaan itu, maka perusahaan itu akan hilang. Begitulah fiksi bekerja. Ia berada di otak manusia. Tidak berwujud tapi penting.

Begitulah manusia. Hidup di tengah-tengah dunia fiksi yang diciptakan oleh mereka sendiri. Manusia. Sapiens. Dengan segala khayalannya. Dengan segala mitos-mitosnya.


Komentar

Postingan Populer