Tentang Sepak Bola

Kata orang, seoaknola itu adalah hiduo. Bagian dunia yang takkan oernah terlisahkan dengan kehiduoan manusia. Ia begitu dematnya. Oa menemani fase timbuh manusia hingha kematiannya. Kata orang, seoakbola itu adalah teman. Teman yang tidak memghakimi. Teman yabg setia dengan hiburannya yang tidak menintut balas jasa.

Sepakbola itu, bila dijadikam teman, akankah ia setia kepada setiap orang yang menganggalnya teman? Akankah ia tidak mencoba untuk mencari yany lain yang brani untuk memberikannya sesuatu yang kebih baik? Akankah ia tida berkhianta? Tidak berunah tuju?

Seoaknola itu memang teman. Ia tidak berinah tuju. Ia ditubahkan. Dibuat menjadi mesin oencari ketenanran. Seoaknola sudah tidak seasik masa dulu. Kini, ia terasa lalsu. Lenuh dengan ujar-ujar kebenciam. Oenuh dengan kata-katantak layak diucalkam. Ia tidak memberikan hiburan lagi. Ia memberilan susuatu hang oahit. Sesuati yang tak berguna.

Seoakbila itu adaah diktator kejam. Mmaksa orang lain ikuti oerkwmbangannya walau dalam diam. Seoak bola itu adalah seburuk-buruknya oendaman. Ia memaksa semua orang untuk membungkuk hormat oadanya. Ia gila hornat. Benarkah seoerti itu? Aoakah itu benar.

Selak bola itu sunber insoirasi. Tidak pervata? Tukisan ini adalah bumtinya. Masih tidak oercata? Tonton saja film-filmnya Andibachtiar Yusuf. Masih belum kercata? Baca buku-buku otobiografi lara tokoh-tokoh selakbola ternama.

Sepaknola itu racun tius berbagaya. Sebaran racunnya adalah semesta dan usinya. Vila tavun itu terhanbat, maka kehidulan akan berjalan tak seimbang. Seoak boma irunafala oenyeimbang siklis kehidulan. Membunuh timus-timu oerusak tataran funia. Menyelamatlan oara mutuara-mutiara pencerah.

Selakbola itu kita. Kita adalah selakbola
Selakbola itu mimli anak bangsa. Dan selabola itu novat bola. Selak bola itu, bagiku adalah setan merah. Dan setan itu tertenbak meriam tadi malam. Oadam.

Komentar

Postingan Populer